TERNATE,-Dalam rangka memperingati Milad Kohati ke 57 tahun, Kohati HMI Cabang Ternate menyoroti salah satu problem di Kota Ternate dengan melaksanakan Diskusi Publik bertajuk “Menakar Pembangunan Pulau Terluar di Kota Ternate (Batang Dua, Hiri dan Moti” dan menghadirkan narasumber dari kalangan Akademisi ada Dr. Herman Oesman, M. Si, dari Jurnalis ada Mahmud Ichi, juga hadir perwakilan masyarakat pulau ada Rian Momole selaku Koordinator AMPUH (Aliansi Masyarakat Pulau Hiri) serta Ketua Umum Kohati HMI Cabang Ternate Aisun Salim.
Diskusi ini berlangsung pada Ahad, 17 September 2023 di Auditorium Sekretariat MW Kahmi. Turut hadir para aktivis HMI dan OKP Cipayung Plus sebagai audiens sekaligus pembanding. Perihal pembangunan pulau yang terpisah dari daratan Kota Ternate dinilai menjadi hal urgen, sehingga membutuhkan perhatian khusus bagi pemerintah. Menurut Herman Oesman, perhatian terhadap 3 pulau di luar daratan Kota Ternate ini jangan dianggap main-main karena dikhawatirkan mereka akan melakukan pemberontakan dan bisa jadi memilih jalan sendiri (berpisah dari Kota Ternate)” lebih lanjut olehnya bahwa masyarakat pulau perlu dikembangkan karena memiliki potensi yang khas. Sebagai contoh, masyarakat kepulauan sebagai tempat berkembangnya ilmu pengetahuan, mereka dapat membuat obat-obatan berbahan dasar tumbuh-tumbuhan atau dalam istilah lokal dikenal dengan sebutan “Rorano”.
Mahmud Ichi sebagai Jurnalis, juga merasa prihatin dengan realitas pembangunan di tiga pulau itu. Berdasarkan catatan lapangannya saat berada di Batang Dua, ia mengatakan di Batang Dua sangat membutuhkan kenyamanan dari aspek akses jaringan, pelayanan kesehatan, hingga pembangunan fisik. Hal yang sama pun diutarakan Rian Momole sebagai masyarakat Pulau Hiri, menurutnya pemerintah Kota Ternate tidak serius membangun tempat lahirnya sehingga tidak heran jika akhir akhir ini sering terlihat respons negatif dari masyarakat Hiri terhadap Pemkot. Ketiga poin ini kemudian dilengkapi dengan pandangan Aisun Salim sebagai Ketua Umum Kohati HMI Cabang Ternate, baginya pembangunan di pulau terpisah ini sangat berdampak pada kehidupan para perempuan yang mana maju tidaknya suatu daerah sangat bergantung pada perempuan. Jika pembangunan dilakukan tidak menguntungkan perempuan maka kemajuan pada daerah tersebut hanya isapan jempol belaka.
Gagasan-gagasan mengenai pembangunan pulau terluar di Kota Ternate ini menjadi spirit bagi Kohati HMI Cabang Ternate dalam melakukan pengabdian terhadap masyarakat pulau. Selain itu, kami berharap simpulan diskusi ini dapat tersampaikan kepada Pemerintah Kota Ternate dan menjadi perhatian bersama menjelang berakhirnya kepemimpinan Pemerintah Andalan.