OPINI
Oleh : Amanah Upara
Pemuda yang cerdas, menguasai teknologi, kuat, survive, jujur dan berintegritas merupakan harapan masa depan sebuah bangsa.
Pemuda merupakan fondasi dan kekuatan dasar pertahanan sebuah bangsa. Maju atau tidaknya sebuah bangsa tergantung kualitas pendidikan, semangat kerja, disiplin kerja dan integritas pemudanya.
“Jika bangsa lain ingin menguasai sebuah bangsa, sangat mudah tidak perlu melalui perang. Melainkan cukup dengan menghancurkan generasi mudanya dengan narkoba, minuman keras, dibodohkan, dimiskinkan, menciptakan budaya hedonisme (malas, santai, masa bodoh, tidak mau bekerja keras), mengatur kekuasaan, mengadu domba sesama pemuda, mempengaruhi tokoh agama dan tokoh masyarakat. Maka yakinlah bangsa tersebut akan hancur, akan menjadi penonton dan miskin di negeri sendiri, bisa jadi bangsa tersebut akan bubar atau hilang”.
Dengan demikian pemerintah berkewajiban menyiapkan fasilitas pendidikan dan sarana prasarana pendidikan yang berkualitas agar dapat mendidik generasi muda.
Supaya melahirkan generasi muda yang cerdas, unggul, menguasai teknologi, terampil, inovatif, kreatif, pekerja keras, rajin, disiplin, jujur dan berintegritas agar kelak mereka dapat mengisi pembangunan di segala bidang baik pendidikan, politik, pemerintahan, ekonomi, kesehatan, pertambangan, infrastruktur, pertahanan keamanan negara, dan lain sebagainya.
Indonesia negara yang kaya dengan Sumber Daya Alam (SDA), namun hampir 80% kekayaan alam Indonesia dikelola oleh asing, pemuda Indonesia hanya menjadi pekerja atau karyawan di perusahan-perusahan asing tersebut.
Misalnya Maluku Utara, daerah kepulauan yang memiliki delapan kabupaten dan dua kota madya. Daerah ini luasnya hampir sama luasnya dengan negara Singapura, tetapi Maluku Utara memiliki Sumber Daya Alam (SDA) yang berlimpah baik mas, nikel, biji besi, minyak bumi, semen, batu bara, aspal, dan lainnya.
Namun yang mengherankan itu, kekayaan alam berlimpah-limpah tersebut semuanya dikelola oleh negara asing dan pemuda Maluku Utara menjadi buruh atau karyawan di perusahaan-perusahaan asing tersebut.
Hal ini justru disebabkan oleh ketidakmampuan negara untuk mengelola SDA negara secara mandiri, negara tidak mampu melahirkan pengusaha nasional yang kompetitif dibidang pertambangan untuk dapat bersaing dengan pegusaha asing, negara dan perguruan tinggi belum mampu melahirkan sarjana yang memiliki kemampuan dibidang teknologi dan sumber daya alam.
“Pada akhirnya walaupun kekayaan alam kita berlimpah kita tetap menjadi karyawan atau pekerja di perusahan-perusahan asing yang berinvestasi atau bercokol di Indonesia”.
Pesan Motivasi
Wahai pemuda, mari mengisi pembangunan di segala bidang jangan bermalas-malasan. Malas merupakan sifat buruk yang memiskinkan diri kita sendiri, malas akan membuat kita menjadi karyawan sepanjang masa, malas akan membuat kita menjadi penonton dan miskin di negeri sendiri.
Wahai pemuda, jangan pula anda malu. Anda malu jika anda mencuri, narkoba, mabuk-mabukan dan menjadi peminta-minta tetapi jikalau menjadi pekerja keras, rajin, mandiri, disiplin membangun bisnis dan bekerja yang halal maka tidak boleh malu. Karena malumu untuk berbuat hal baik akan membuat anda menjadi pemuda yang miskin dan peminta-minta.
Seperti yang diajarkan Islam, tidak menghendaki ummatnya seperti itu “tangan di atas lebih baik dari tangan dibawah, (Nabi Muhammad)”. Artinya bahwa Rasulullah suka dengan ummatnya pekerja keras dan tidak suka dengan ummatnya yang menjadi peminta-minta (miskin), karena itu merupakan perbuatan yang menghina diri sendiri. Burung yang tidak diberi akal saja berusaha untuk mencari maka sendiri kenapa manusia yang diberi akal menjadi peminta-minta, sangat hinalah kita di hadapan Tuhan dan mahluk Allah lainnya.
Wahai pemuda, mari mengisi pembangunan disegala bidang dengan menerapkan budaya disiplin, jujur dan berintegritas. Disiplin akan membuat pekerjaan kita cepat selesai tepat pada waktunya dan hasilnya akan maksimal. Jujur dan berintegritas dalam dunia kerja merupakan sikap terpuji yang akan membuat anda di percaya dan akan mulia dihadapan manusia dan dihadapan Tuhan.
Wahai pemuda, nunggu apalagi silahkan ambil bagian masing-masing untuk mengisi pembangunan di segala bidang dengan menerapkan budaya kerja keras, kerja cerdas, disiplin, jujur, dan berintegritas, pada akhirnya kita akan menjadi pemuda yang mandiri, kuat, sejahtera yang siap membangun bangsa dan mengelola kekayaan alam sendiri jika negara asing tidak lagi berinvestasi di Indonesia.
Wahai pemuda jangan malas, jangan malu dan jangan menjadi peminta-minta karena tiga sifat buruk ini akan membuat kita menjadi penonton dan miskin di negeri sendiri.