Menu

Mode Gelap
STQ 2023, Haltim Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

Bisnis & Perbankan · 19 Des 2024 11:41 WIB ·

Rupiah Melemah 215 Poin, Tembus Rp16.313 per Dolar AS


 Rupiah Melemah 215 Poin, Tembus Rp16.313 per Dolar AS Perbesar

JAKARTA,DM – Nilai tukar rupiah anjlok signifikan pada penutupan perdagangan hari ini, melemah 215 poin atau 1,34 persen ke level Rp16.313 per dolar Amerika Serikat (AS), dibandingkan posisi sebelumnya di Rp16.098 per dolar AS.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia (BI) juga mencatat pelemahan serupa, turun ke Rp16.277 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp16.100 per dolar AS.

“Dolar AS menguat secara luas terhadap sejumlah mata uang utama, termasuk dolar Australia, euro, poundsterling Inggris, dan yen Jepang,” kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede di Jakarta, Kamis (19/12).

Faktor Global Tekan Rupiah

Pelemahan rupiah terjadi seiring keputusan Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps). Meski ada pemangkasan, pernyataan hawkish Ketua The Fed Jerome Powell memperburuk sentimen pasar. Powell mengisyaratkan penurunan suku bunga tahun depan hanya sebesar 50 bps, jauh dari ekspektasi sebelumnya sebesar 75-100 bps.

Bahkan, peluang jeda dalam pemangkasan suku bunga pada Januari 2025 melonjak hingga 88 persen.

Proyeksi ekonomi AS juga mengalami revisi naik. Pertumbuhan ekonomi AS diperkirakan mencapai 2,5 persen tahun ini, naik dari 2 persen, sementara tahun 2025 diproyeksikan tumbuh 2,1 persen. Target inflasi inti Personal Consumption Expenditure (PCE) diperkirakan tetap tinggi di kisaran 2,4-2,8 persen, melampaui target 2 persen.

Kebijakan BI Tetap Waspada

Di dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan mempertahankan suku bunga acuan di level 6,00 persen dengan mempertimbangkan meningkatnya ketidakpastian pasar keuangan global. Hal ini dipicu rencana Presiden AS terpilih Donald Trump memperluas kebijakan tarif bea masuk yang melebihi perkiraan.

“Kendati demikian, BI masih memiliki ruang untuk menurunkan suku bunga jika tekanan global mereda,” ujar Josua Pardede.

Langkah kehati-hatian BI menjadi respons atas kondisi ekonomi dunia yang terus berubah, terutama di tengah ketidakpastian kebijakan ekonomi AS yang memengaruhi pasar global, termasuk nilai tukar rupiah.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

“Belanja Seru di Muara Mall Ramadan 2025: Diskon Gede, Stok Aman, Kenyamanan Terjamin!”

19 Maret 2025 - 14:27 WIB

NHM di Ujung Tantangan: Harapan dan Perjuangan untuk Bangkit Kembali

7 Maret 2025 - 10:02 WIB

“Helmi Umar Muchsin: Jejak Darah Biru, Perjuangan Panjang, dan Mimpi Besar dari Halmahera Selatan”

7 Maret 2025 - 04:48 WIB

NHM di Garda Terdepan: Kisah Perjuangan Masyarakat dan Karyawan di Tengah Krisis

8 Februari 2025 - 04:01 WIB

Mengejar Langit: Kisah Inspiratif Haji Isam dari Sopir Kayu hingga Pengusaha Sukses

23 Desember 2024 - 08:51 WIB

Haji Romo Nitiyudo Wachjo: Sosok di Balik Transformasi Sosial di Maluku Utara

22 Desember 2024 - 07:43 WIB

Trending di Bisnis & Perbankan