Oleh Arief Paturusi (Penulis Artikel Jalanan)
Sebelum saya memulai menulis kisah ini, ada beberapa kawan dengan nada sinis berkata kepada saya begini. “Apa untungnya kamu menulis tentang Haji Robert? ” Saat itu, saya terdiam, tak tahu harus menjawab apa. Namun setelah merenung, saya menyadari sesuatu yang begitu dalam: di luar sana, banyak sekali orang kaya. Orang pintar pun melimpah. Tapi orang baik—orang yang tulus berbagi kebaikan—bisa dihitung dengan jari. Dan itulah yang membuat saya yakin, menulis tentang kebaikan seseorang adalah sebuah keistimewaan yang tak ternilai.
Haji Robert, Cahaya di Tengah Gelapnya Duka Desa Rua
Belum lama waktu berlalu sejak banjir bandang meluluhlantakkan Desa Rua, Kota Ternate, dan menyisakan luka mendalam bagi Fitrah R. Djais (13). Di usianya yang belia, ia harus merelakan ayah, ibu, dan adik perempuan menjadi korban bencana yang mengerikan itu. Kini, di awal tahun 2025, duka itu kembali hadir. Sang kakek, satu-satunya pelipur lara yang tersisa, berpulang untuk selama-lamanya. Kini tinggal sang nenek yang semakin hari menua.
Berita kepergian kakek Fitrah, Nurja (80), tiba di telinga saya ketika hendak meninjau lokasi pascabanjir. Seorang warga memberi tahu, “Kasihan, kakeknya Fitrah baru saja meninggal.” Kata-kata itu seakan mengiris hati, membawa saya melangkah ke rumah duka tidak jauh dari lokasi bencana banjir 2024 lalu.
Di sana, suasana penuh haru menyambut kedatangan saya. Nenek Fitrah dan kakaknya, Putra Syaman atau Ello, dengan mata sembab, menceritakan kepergian sosok yang selama ini menjadi tempat mereka bersandar. “Alhamdulillah, Bang, saya sudah sehat, tapi Tete (kakek) baru saja meninggal. Sekarang tinggal kami berdua dengan nenek,” ujar Ello, suaranya bergetar.
Fitrah tampak duduk di sudut rumah, wajahnya menyiratkan kesedihan mendalam. Bagi bocah ini, kehilangan tak pernah berhenti mengetuk pintu kehidupannya. Namun, meski dihimpit duka, mereka berdua sama-sama merasa berat hati memberi tahu Haji Robert, sosok dermawan yang selama ini begitu peduli pada mereka. “Pak Haji sangat baik. Kami tidak enak mau memberitahu beliau,” kata Ello dengan nada lirih.
Banjir yang Menghapus Kebahagiaan
Kisah pilu ini bermula dari banjir bandang yang menerjang Desa Rua pada 25 Agustus 2024. Malam itu, hujan deras mengguyur Ternate hingga aliran sungai meluap dan menerjang pemukiman warga. Dalam hitungan detik, air bah menghapus tawa dan kebahagiaan ratusan keluarga.
Fitrah selamat karena saat itu ia tengah mengikuti kegiatan pramuka, namun takdir berkata lain bagi keluarganya. Ayah, ibu, adik, dan neneknya ditemukan tak bernyawa, terseret arus hingga mendekati pantai. Kakaknya, Ello, meski selamat, harus menjalani perawatan akibat luka serius di kepala dan tubuhnya.
Duka itu menggugah hati Presiden Direktur PT Nusa Halmahera Minerals (NHM), Haji Robert Nitiyudo Wachjo. Beliau mengundang Fitrah dan Ello untuk bertemu langsung di tambang emas Gosowong. Tak hanya memberikan dukungan moral, Haji Robert juga membekali mereka dengan bantuan kebutuhan hidup, termasuk perhatian mendalam pada masa depan pendidikan mereka.
Namun, derita yang sama kini dialami Yusrin, salah satu korban banjir lainnya. Kakeknya, Utu Sabada (80), meninggal dunia 23 hari setelah bencana. “Saya belum memberi tahu Pak Haji karena malu hati. Beliau sangat baik dan dermawan,” ungkap Yusrin dengan nada berat.
Haji Robert, Sosok Dermawan yang Tak Pernah Lelah Berbagi
Kebaikan hati Haji Robert telah menjadi pelipur lara bagi Fitrah, Yusrin, dan keluarga lainnya yang menjadi korban banjir. Dengan perhatian dan kasih sayangnya, ia tak hanya memberikan bantuan materi, tetapi juga harapan baru bagi mereka.
Kini, meski kehilangan demi kehilangan terus melingkupi hidup Fitrah, ia tak pernah benar-benar sendiri. Di tengah derita yang menyesakkan dada, ada tangan-tangan tulus yang terus memeluknya, memastikan ia tetap kuat menghadapi cobaan hidup.
“Pak Haji bilang, kalau saya butuh sesuatu, beliau akan membantu. Saya ingin suatu hari nanti menjadi pemain bola, dan beliau mendukung cita-cita saya,” ucap Fitrah dengan mata berbinar penuh harapan.
Bagi Fitrah, Haji Robert bukan sekadar dermawan. Ia telah menjadi sosok pengganti orang tua, pahlawan tanpa tanda jasa yang tak pernah lelah menebar kebaikan.
Semoga doa-doa terus mengalir untuk Fitrah, Ello, Yusrin, dan semua korban banjir bandang Rua. Semoga langkah-langkah mereka ke depan selalu dipenuhi kekuatan dan harapan baru.