“Panen Ayam Potong, Warga Binaan Lapas Ternate Buktikan Diri Bisa Bangkit”
TERNATE, DM – Rabu (20/8/2025) pagi, suasana di Lapas Kelas IIA Ternate terasa berbeda. Bukan hanya rutinitas harian yang biasa dijalani warga binaan, melainkan kegembiraan karena panen ayam potong yang mereka rawat dengan penuh kesabaran.
Di bawah terik matahari, Kepala Kantor Wilayah Ditjenpas Maluku Utara, Said Mahdar, turun langsung memanen ayam bersama jajaran pejabat Lapas. Namun, sorotan utama bukanlah pada pejabat, melainkan pada wajah-wajah warga binaan yang tampak sumringah melihat hasil kerja keras mereka berbuah nyata.
Budidaya ayam potong ini bukan sekadar program pembinaan. Bagi warga binaan, setiap butir pakan yang ditebar, setiap kali membersihkan kandang, hingga setiap detik menunggu ayam tumbuh besar, adalah bagian dari perjalanan untuk memperbaiki diri.
“Setiap panen memberi harapan baru. Kami merasa dihargai karena apa yang kami lakukan ternyata bermanfaat,” ungkap salah seorang warga binaan dengan mata berkaca-kaca.
Kakanwil Said Mahdar pun tak kuasa menyembunyikan apresiasinya. Ia menilai pembinaan berbasis kerja produktif ini adalah bukti nyata bahwa penjara bukan semata tempat menjalani hukuman, tetapi juga ruang belajar untuk menata hidup.
“Ini adalah wujud nyata bahwa warga binaan bisa berkarya, mendukung ketahanan pangan, sekaligus menyiapkan diri untuk kembali ke masyarakat dengan bekal keterampilan,” kata Said.
Tidak berhenti pada ayam potong, warga binaan juga menanam kangkung di area branggang lapas. Tanaman hijau itu tumbuh subur, seakan menjadi simbol bahwa dari balik tembok tinggi dan jeruji besi, kehidupan baru bisa tetap tumbuh dan berkembang.
Di balik keterbatasan ruang gerak, warga binaan Lapas Ternate membuktikan, mereka mampu memberi arti pada kata “kedua kesempatan.” Panen ayam potong hari itu bukan hanya soal pangan, tetapi tentang harapan, perubahan, dan kesempatan untuk kembali berdiri tegak di tengah masyarakat.