Menu

Mode Gelap
STQ 2023, Haltim Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

Uncategorized · 13 Agu 2025 09:18 WIB ·

Perwira Masuk Daftar Tersangka, Duka Ibu Prada Lucky Kembali Menganga


 Perwira Masuk Daftar Tersangka, Duka Ibu Prada Lucky Kembali Menganga Perbesar

Kupang, DM– Di sebuah rumah sederhana di Asrama Tentara Kuanino, Kupang, suasana duka masih pekat. Sepriana Paulina Mirpey duduk terpaku, memandang foto putranya, Prajurit Dua Lucky Chepril Saputra Namo. Senyuman di foto itu terasa begitu kontras dengan luka yang kini membekas di hatinya—dan luka yang pernah menggores tubuh anaknya.

Lucky, prajurit muda yang baru dua bulan lalu lulus pendidikan TNI AD, kini hanya tinggal kenangan. Ia mengembuskan napas terakhir pada Kamis, 6 Agustus 2025, di tempat yang seharusnya menjadi rumah keduanya—barak militer. Dugaan penganiayaan oleh para seniornya mengiringi kepergiannya, meninggalkan tanya yang tak kunjung terjawab: mengapa anak muda penuh cita-cita ini harus meregang nyawa dengan cara yang begitu tragis?

Panglima Kodam IX/Udayana, Mayjen TNI Piek Budyakto, datang langsung ke rumah orangtua Lucky. Dengan wajah muram, ia mengabarkan perkembangan penyelidikan: 1 perwira dan 19 prajurit telah resmi menjadi tersangka. Mereka kini ditahan. “Saya sesalkan peristiwa ini. Sebagai Pangdam, saya akan melaksanakan tugas sesuai mekanisme dan prosedur yang berlaku,” ucapnya, suaranya berat menahan kecewa.

Dari pemeriksaan 20 saksi yang merupakan rekan satuan Lucky di Batalyon Pembangunan 843 Wakanga Mere, Kabupaten Nagekeo, terungkap indikasi kekerasan yang tak manusiawi. Laporan medis RSUD Aeramo menguatkan: luka sayat, memar, dan bekas sundutan rokok di punggung. Paulina mengenang, anaknya pernah bercerita singkat soal dipukul dan dicambuk. Saat itu, ia tak pernah membayangkan cerita itu akan menjadi prolog dari kepergian anaknya untuk selamanya.

Prosesi pemakaman pada Sabtu, 9 Agustus, menjadi momen yang menyayat hati. Tangis keluarga bercampur dengan suara tembakan kehormatan yang mengiringi peti jenazah. Bagi Paulina, setiap tembakan itu seperti gema yang mengingatkan bahwa anaknya gugur bukan di medan pertempuran, tetapi di dalam lingkungan yang seharusnya melindunginya.

Ketua DPR RI Puan Maharani pun angkat bicara. Ia meminta agar 20 tersangka dijatuhi hukuman yang memberi efek jera, serta mendorong agar motif di balik kekerasan itu diungkap tuntas. “Harus diproses secara adil. Hukuman sebaik-baiknya agar tidak terulang,” tegasnya.

Kini, di sudut rumah, foto Lucky tetap berdiri. Di balik senyum pada gambar itu, tersimpan kisah pilu tentang mimpi seorang anak bangsa yang ingin mengabdi, namun terhenti di tengah jalan. Luka di tubuhnya telah menggores hati ibunya—dan luka itu, adalah luka bangsa.

Artikel ini telah dibaca 3 kali

Baca Lainnya

Musda HIPMI Maluku Utara ke-VI Hanya Dihadiri 5 BPC, Lima BPC Lain Tak Penuhi Tahapan Administratif

2 Desember 2025 - 15:49 WIB

30 Tahun Warung Bude: Kisah Nasi Campur yang Sekolahkan Anak Jadi Sarjana

29 Mei 2025 - 18:08 WIB

Status Gunung Tobaru Level IV, Warga Dievakuasi

20 Mei 2024 - 12:23 WIB

DPD Asal Malut, Husain Alting Gelar Penyerapan Aspirasi

15 Oktober 2023 - 05:27 WIB

Semangat Milad, Kohati HMI Cabang Ternate Diskusi soal Pembangunan BAHIM di Kota Ternate

19 September 2023 - 15:42 WIB

Workshop Film Pendek Jejak Islam Kepulauan, Menyasar Kaum Milenial Maluku Utara

5 Agustus 2023 - 07:56 WIB

Trending di Uncategorized