Di sebuah kamar kos sederhana di Kelurahan Jerbus, Ternate Selatan, Yusmin (33) duduk dengan mata berkaca-kaca. Lima tahun terakhir hidupnya berubah drastis setelah divonis menderita Quadriplegia Incomplete. Penyakit itu membuat langkahnya terhenti—kakinya kaku, sering kram, dan hampir mustahil untuk berjalan.
Sebelum sakit, Yusmin bekerja di PT TUB Loloda, Halmahera Barat. Hidupnya normal, mampu membantu keluarga. Namun, sakit yang terus memburuk memaksanya berhenti bekerja. Sejak itu, keluarga hanya mengandalkan gaji pensiun ibunya.
Kamis (18/9/2025), harapan baru hadir lewat program NHM Peduli. Tim datang membawa kursi roda dan santunan tunai. Bagi Yusmin, bantuan itu lebih dari sekadar materi. Kursi roda memberinya kesempatan untuk kembali merasa mandiri, sementara santunan meringankan beban biaya pengobatan yang terus menumpuk.
“Saya hanya bisa berdoa agar Bapak Haji Robert diberi kesehatan dan umur panjang,” ucapnya lirih, penuh syukur.
Program NHM Peduli yang digagas Haji Robert Nitiyudo Wachjo memang tak henti menjangkau masyarakat Maluku Utara. Kisah Yusmin hanyalah satu dari sekian bukti bahwa tangan yang memberi mampu menyalakan harapan bagi mereka yang tengah berjuang dalam keterbatasan.