TERNATE, DM – Suasana Sabtu pagi (1/11/2025) di Kantor Badan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (BPPKB) Kota Ternate terasa berbeda. Ruangan yang biasanya digunakan untuk rapat kerja, kali ini dipenuhi semangat baru—semangat belajar menulis dan bercerita.
Badan Pengurus Wilayah Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (BPW KKSS) Maluku Utara menggelar Pelatihan Dasar Jurnalistik bagi anggotanya dan kalangan profesional muda. Sekitar 20 peserta dari berbagai latar belakang hadir, membawa rasa ingin tahu tentang dunia yang selama ini hanya mereka kenal lewat layar gawai dan koran: dunia jurnalisme.
Kegiatan ini dibuka oleh Rajman Makka, Kepala BPPKB Kota Ternate sekaligus Ketua BPW KKSS Maluku Utara. Dalam sambutannya, Rajman menekankan bahwa kemampuan literasi dan pengetahuan jurnalistik bukan hanya milik wartawan, tapi kebutuhan semua orang di era informasi.
“Jurnalisme mengajarkan kita bagaimana menyampaikan kebenaran dengan cara yang santun dan terukur. Ilmu ini bisa diterapkan di lingkungan kerja maupun sosial,” ujar Rajman dengan nada penuh keyakinan.
Ketua DPW KKSS MALUT, Rajman Makka menyerahkan sertifikat ke peserta usai pelatihan Jurnalistik.
Belajar Menulis dari Ruang yang Sederhana
Di sesi pertama, Arief Paturusi, Pemimpin Redaksi Dimensimedia.com, membawa peserta berkelana ke dunia penulisan berita. Dengan gaya santai namun berisi, ia memaparkan tujuh jenis karya jurnalistik dan cara menulis berita yang efektif.
“Media sosial hari ini adalah ruang publikasi paling terbuka. Tapi jangan asal menulis. Kita harus memahami dasar-dasar jurnalistik agar informasi yang kita sebarkan tetap akurat dan orisinal,” pesannya.
Sesi itu berubah hangat ketika salah satu peserta bertanya, “Saya tertarik dengan format berita feature. Apakah boleh kita menambahkan bumbu kalimat agar lebih hidup?”
Pertanyaan itu disambut senyum oleh Arief. Ia menjelaskan bahwa feature justru memberi ruang bagi penulis untuk menyalurkan rasa.
“Boleh menambahkan bumbu, asal tidak keluar dari substansi objek. Feature itu jurnalisme dengan rasa. Ia bukan hanya soal fakta, tapi juga cara kita membuat pembaca merasakannya,” ujarnya menutup sesi dengan tepuk tangan peserta.
![]()
Jurnalisme Televisi dan Kisah di Balik Lensa
Sesi siang menghadirkan Achmad Pical, jurnalis senior dan praktisi televisi. Ia membawa suasana baru dengan praktik langsung tentang pengambilan gambar, penyusunan naskah berita, hingga teknik editing.
“Visual adalah kekuatan utama jurnalisme TV. Kalau gambar kuat dan narasi jelas, pesan akan sampai ke publik secara efektif,” jelasnya sambil memperlihatkan contoh video pendek hasil liputannya.
Salah satu peserta, Nasor, staf UPTD BPPKB Pulau Hiri, mengajukan pertanyaan yang memancing refleksi:
“Bagaimana cara mencari objek menarik saat kami melakukan penyuluhan di masyarakat?”
Achmad menanggapinya dengan bijak.
“Coba lihat sisi lain dari kegiatan itu. Misalnya ada pasangan suami istri yang datang bersama, saling menggenggam tangan saat mendengarkan penyuluhan keluarga berencana. Di situ ada kehangatan, ada pesan humanis yang bisa jadi cerita kuat,” ujarnya.
Menumbuhkan Budaya Literasi
Bagi sebagian peserta, pelatihan ini bukan sekadar menambah ilmu, tapi juga menumbuhkan keberanian untuk menulis dan berbagi gagasan. “Saya baru sadar, menulis berita itu bukan sekadar mencatat peristiwa, tapi juga cara kita memberi makna,” ungkap salah satu peserta muda dengan mata berbinar.
Pelatihan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk membangun budaya literasi di kalangan warga KKSS Maluku Utara, sekaligus memperkuat kemampuan komunikasi publik yang santun dan beretika.
Rajman Makka menutup kegiatan dengan pesan penuh harapan:
“Jangan berhenti di sini. Jadikan jurnalistik sebagai alat untuk mencerdaskan, bukan menghakimi. Karena setiap tulisan yang lahir dari hati, pasti menyentuh banyak hati.”
Dengan semangat literasi dan kebersamaan, BPW KKSS Maluku Utara tak sekadar melatih menulis—mereka menyalakan api pengetahuan yang kelak bisa menerangi banyak ruang di masyarakat.