Menu

Mode Gelap
STQ 2023, Haltim Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers Technology Awards: 6 Reasons Why They Don’t Work & What You Can Do About It

Berita · 7 Agu 2025 15:01 WIB ·

Tangis Ayah Seorang Prajurit: ‘Kalau Hukum Tak Bertindak, Saya Akan Gali Kubur Anak Saya”


 Tangis Ayah Seorang Prajurit: ‘Kalau Hukum Tak Bertindak, Saya Akan Gali Kubur Anak Saya” Perbesar

NTT, DM– Di ruang ICU RSUD Aeramo, Nusa Tenggara Timur, sunyi tak lagi terasa damai. Hanya suara mesin monitor yang pelan mengiringi detak-detak terakhir Prada Lucky Chepril Saputra Namo (23), prajurit muda TNI AD yang meninggal dunia pada Rabu (6/8/2025), setelah tiga hari bertarung nyawa akibat luka-luka yang diduga kuat akibat penganiayaan seniornya di barak militer.

Sang ayah, Serma Cristian Namo, berdiri mematung di sisi tempat tidur anaknya. Wajahnya mengeras, matanya sembab, tangannya menggenggam erat seragam dinasnya sendiri—seakan berusaha menahan badai emosi yang siap meledak.

“Anak saya sudah tidak ada. Saya kejar pelakunya ke mana pun. Ini bukan soal institusi lagi—ini soal nyawa,” katanya sambil menggigil, tangis tertahan tak kuasa disembunyikan.

“Dia Bilang Dipukuli, Sebelum Menghembuskan Napas”

Dari informasi yang dihimpun, Prada Lucky sempat memberi pengakuan terakhir kepada tenaga medis di ruang radiologi: ia dipukuli oleh seniornya di barak. Itu adalah pernyataan terakhir yang ia sampaikan sebelum kondisinya semakin memburuk.

“Dia bilang ke dokter, dia dipukul… oleh senior. Setelah itu dia makin drop,” ungkap seorang perawat yang enggan disebutkan namanya.

Kematian Lucky bukan hanya menyisakan duka mendalam bagi keluarga, tetapi juga mencuatkan kembali luka lama—tentang kekerasan dalam tubuh militer yang selama ini tertutup rapat di balik dinding disiplin dan hierarki.

Cristian Namo, yang juga seorang prajurit aktif, tak kuasa menahan gejolak batinnya. Duka atas kepergian anaknya bercampur dengan amarah yang menggelegak.

“Saya ingin mereka semua yang menyiksa anak saya dipecat dan dihukum mati. Jangan ada belas kasihan. Jangan ada perlindungan. Ini menyangkut nyawa seorang anak bangsa!”

Nyawa Dibalas Nyawa, Jika Hukum Diam

Kemarahan Cristian bukan ancaman kosong. Dalam keterpurukan, ia menyatakan siap membawa kasus ini hingga ke ranah hak asasi manusia. Bahkan, bila hukum tak berpihak padanya, ia akan bertindak sendiri.

“Kalau tidak ada keadilan, saya akan gali kembali kuburan anak saya dan bawa ke orang-orang yang paling bertanggung jawab,” tegasnya dengan suara bergetar.

Ucapannya menusuk. Bukan hanya sebagai bentuk protes, tapi sebagai teriakan seorang ayah yang kehilangan anak karena sistem yang seharusnya melindungi, justru membungkam penderitaan.

Masih Banyak Tanya, Masih Tertutup Keadilan

Hingga kini, belum ada keterangan resmi dari pihak TNI AD terkait dugaan kekerasan tersebut. Penyelidikan memang disebut sedang berlangsung, namun keluarga merasa waktu berjalan terlalu lambat. Luka batin mereka justru makin menganga seiring hari.

“Jangan ada yang ditutup-tutupi. Jangan lindungi pelaku. Kalau kalian manusia, rasakan sakitnya kehilangan anak karena penganiayaan,” ujar Cristian dengan mata tajam menatap kamera.

Satu Nama, Seribu Luka

Lucky Chepril Saputra Namo bukan sekadar nama di nisan yang baru digali. Ia adalah harapan. Seorang anak muda yang memilih jalan pengabdian lewat militer, dengan impian sederhana: membanggakan orangtua, mengabdi untuk negara. Tapi semuanya kini sirna, hanya karena kekerasan yang tak pernah semestinya ada di barak yang seharusnya menjadi rumah kedua.

Artikel ini telah dibaca 9 kali

Baca Lainnya

Calon Ketua Umum BPD HIPMI Malut Rio C. Pawane Siap Hadapi Debat, Optimis Tampilkan Gagasan Terbaik

18 Oktober 2025 - 15:25 WIB

“DPW NasDem Malut Donor Darah, Nyalakan Perubahan”: Spirit Kemanusiaan di HUT ke-14

18 Oktober 2025 - 07:39 WIB

Dari Donor Darah hingga Fun Walk, NasDem Maluku Utara Rayakan HUT ke-14 dengan Semangat Kemanusiaan

17 Oktober 2025 - 09:40 WIB

“Menambang dengan Hati”: Pesan NHM dari Gosowong untuk Indonesia di Minerba Convex 2025

17 Oktober 2025 - 08:56 WIB

Dari Simulasi ke Kesiapsiagaan Nyata: Cara NHM Bangun Budaya Siaga Karhutla di Tambang Gosowong

16 Oktober 2025 - 06:10 WIB

Wapres Gibran Kunjungi Morotai, Caketum HIPMI Malut: Momentum Kebangkitan Ekonomi Daerah

15 Oktober 2025 - 12:49 WIB

Trending di Berita