TERNATE, DM –Menjelang pelaksanaan Musyawarah Daerah (MUSDA) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Maluku Utara, tensi organisasi mulai meningkat. Di tengah dinamika yang mengemuka, suara tegas muncul dari internal HIPMI: “Jangan ganggu rumah kami.”
Bagi para kader dan pengurus HIPMI, organisasi ini bukan sekadar wadah, melainkan rumah besar bagi pengusaha muda yang berkomitmen membangun jejaring ekonomi daerah dengan semangat kolaborasi dan profesionalisme. Karena itu, segala bentuk campur tangan dari pihak luar dianggap sebagai ancaman serius terhadap kemandirian dan marwah organisasi.
“HIPMI bukan ladang rebutan. HIPMI adalah rumah bersama pengusaha muda Maluku Utara untuk berkumpul, bersinergi, dan membangun mimpi,” tegas Mujais Apling, Bendahara Umum HIPMI Kota Ternate yang juga Juru Bicara Tim Pemenangan salah satu calon Ketua Umum HIPMI Maluku Utara.
“Setiap proses, termasuk musyawarah dan pemilihan kepemimpinan, harus berjalan dengan prinsip demokratis, transparan, dan tetap berada dalam koridor organisasi.”
Menolak Intervensi Pihak Luar
Menurut Mujais, HIPMI Maluku Utara memiliki mekanisme dan aturan organisasi yang jelas sebagaimana diatur dalam AD/ART. Karena itu, ia menegaskan bahwa organisasi ini mampu menyelesaikan setiap dinamika secara mandiri, tanpa perlu intervensi dari pihak luar, siapapun mereka.
“Campur tangan pihak luar hanya akan merusak harmoni, menurunkan kualitas demokrasi internal, dan mencederai kemandirian organisasi. Karena itu, segala bentuk intervensi tidak akan kami toleransi,” tegas Mujais.
Ia menilai, keterlibatan pihak yang tidak memiliki kaitan struktural dengan HIPMI justru dapat menimbulkan kegaduhan dan memecah soliditas di antara anggota.
“Mengurus organisasi sendiri jauh lebih mulia daripada mencampuri urusan organisasi orang lain,” ujarnya dengan nada tajam.
Fokus pada Tujuan Besar
Dalam momentum menjelang MUSDA, Mujais mengajak seluruh kader dan anggota HIPMI Maluku Utara untuk tetap fokus pada tujuan utama organisasi — memperkuat jaringan usaha, membangun ekonomi daerah, serta melahirkan wirausahawan muda yang tangguh dan mandiri.
“Biarlah MUSDA ini menjadi ruang bagi kader terbaik HIPMI Maluku Utara untuk berkompetisi secara sehat dan melahirkan kepemimpinan visioner demi kejayaan HIPMI,” ujarnya.
Pernyataan tersebut menjadi penegasan bahwa HIPMI Maluku Utara berdiri di atas prinsip independensi dan soliditas organisasi. Di tengah riuh dinamika menjelang pemilihan ketua umum, pesan yang disampaikan Mujais terdengar lugas:
HIPMI bukan untuk direbut, tapi untuk dijaga. Rumah ini milik kita bersama — dan tidak untuk diganggu.