Ternate, DM- 7 Maret 2025 – Langkah kaki kami menggema di koridor RSUD Chasan Boesoirie Ternate. Di balik papan nama besar rumah sakit rujukan terbesar di Maluku Utara ini, ada kenyataan pahit yang harus dihadapi. Dindingnya masih kokoh, tetapi masalah keuangan menggerogoti hingga ke akarnya.
Direktur RSUD CB, dr. Alwia Assagaf, menerima kami dengan wajah serius. “Kami sedang berjuang keras untuk menutupi utang, tapi anggaran sangat terbatas,” katanya.
Sejak 2022, awal dirinya menjabat, utang RSUD CB sudah mencapai Rp89 miliar. Tak hanya itu, total beban utang rumah sakit ini bahkan hampir menyentuh Rp1 triliun kala itu. Dari jumlah tersebut, 35 persen adalah utang jasa—sebuah angka yang mengindikasikan betapa banyak pihak yang belum menerima hak mereka.
Masalah tak berhenti di angka utang. Kami mendapati beberapa fasilitas di rumah sakit ini dalam kondisi yang memprihatinkan. AC di beberapa ruangan rusak, kebocoran bangunan masih terjadi, dan beberapa alat medis belum bisa difungsikan karena anggaran tersendat.
Pembangunan yang Mandek, Pasien Terancam?
Gedung Jantung yang diharapkan bisa menjadi fasilitas unggulan ternyata masih menyisakan masalah. Meski pembangunannya sudah rampung 100 persen, pencairan dananya baru 70 persen. Artinya, ada sekitar 30 persen pembayaran yang belum dibayarkan, yang bisa berdampak pada kelanjutan proyek ini.
“Ibu Gubernur mengatakan akan ada tahap ketiga pembangunan, tapi kami khawatir ini justru masuk dalam efisiensi anggaran,” ujar dr. Alwia dengan nada penuh kekhawatiran.
Harapan tetap ada. Jika anggaran tahap ketiga bisa direalisasikan, ruang Cath Lab, pemasangan ring jantung, operasi jantung, dan CT Scan bisa segera difungsikan. Tapi, lagi-lagi, semua bergantung pada aliran dana yang hingga kini masih tersendat.
Audit Dulu, Baru Dibayar?
Di tengah permasalahan ini, ada satu hal yang perlu digarisbawahi: semua utang RSUD CB harus diaudit oleh BPK sebelum bisa dibayarkan. Ini menjadi kendala tambahan, karena semakin lama audit berjalan, semakin banyak pihak yang dirugikan—terutama pasien.
RSUD CB adalah rumah sakit rujukan terbesar di Maluku Utara. Dengan kondisi keuangan yang seperti ini, bagaimana nasib layanan kesehatan di masa depan? Akankah utang yang membengkak ini akhirnya bisa dilunasi, atau justru menjadi bom waktu yang siap meledak?
Sidak ini membuka mata kami. Di balik megahnya RSUD Chasan Boesoirie, ada permasalahan besar yang masih menggantung.