Menu

Mode Gelap
Setelah PDI-P dan Gerindra, Ishak Naser Mendaftar di PKB JUBIR AMIN : Optimis Meraih 55% Suara di Maluku Utara STQ 2023, Haltim Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers

Cerpen · 7 Feb 2024 21:34 WIB ·

Indikator memilih Capres dan Quo Vadis Indonesia


 Muhajir Rasyid, Jubir AMIN TPD Malut Perbesar

Muhajir Rasyid, Jubir AMIN TPD Malut

Oleh Muhajir Rasid

Di 14 Februari 2024 mendatang Indonesia akan melakoni perhelatan pesta demokrasi. Banyak
spekulatif tentang pemilu, terutama pilpres yang begitu panas akhir akhir ini. Itu bisa kita saksikan
betapa media sosial kita dihujani dengan berbagai cemoohan serta hoax.

Pada umumnya dalam wacana kontestasi Pilpres saat ini. Kita akan temukan berbagai tipologi pemilih.
Diantaranya pemilih rasional, pemilih kritis, pemilih tradisional dan pemilih skeptis. Pemilih rasional
ialah pemilih yang mengutamakan kemampuan partai pol itik atau kontestan dalam program kerjanya.
Pemilih kritis ialah pemilih jenis ini merupakan perpaduan tingginya orientasi pada kemampuan partai
politik atau seorang kontestasi dalam menuntaskan permasalahan bangsa maupun tingginya orientasi
mereka akan ha l hal yang bersifat ideologis.

Pemilih tradisional ialah pemilih yang mengutamakan kedekatan sosial budaya, asal usul, paham dan agama sebagai ukuran untuk memilih sebuah partai politik.

Sementara pemilih skeptis ialah pemilih yang apatis dan ketika memili h mereka tidak memilih
kandidat atau golput. Karena tipe pemilih ini berpandangan bahwa, siapa pun yang terpilih tidak akan
mampu membawah arah bangsa ini lebih baik.

Saya berdiskusi berulang ulang kali dengan beberapa anak mudah, baik itu simpatisan Prabowo
Subianto maupun Ganjar Pranowo. Dari isi pembicaraan itu, apa ukurannya memilih seorang capres
dan cawapres. Saya sebagai simpatisan Anies Baswedan, bahwa memilih p emimpin ada dua hal yang
saya lihat, pertama rekam jejak dan kedua gagasannya.

Dari simpatisan Prabowo Subianto, ukuran memilih Prabowo Subianto pertama Prabowo itu tegas dan gemoy katanya, kemudian dari simpatisan Ganjar Pranowo, ukuran memilih Ganjar karena sangat dekat dengan rakyat katanya begitu.
Memilih Anies Rasyid Baswedan karena Rekam jejak dan gagasannya. Rekam jejak kita bicara pengalaman mereka sebelum dicalonkan sebagai Presiden. Anies pernah menjabat Menteri Pendidikan, Gubernur DKI Jakarta, Rektor Universitas Paramadina itulah sederetan rekam jejak beliau (Anies) bahwa secara kapasitas integritas, intelektual, progresif serta visioner tidak dapat diragukan.

Selanjutnya gagasan Anies Baswedan ialah Indonesia mengajar, Indonesia mengajar ialah gagasan
visioner atas keprihatinan Anies terhad ap pendidikan di Indonesia, yang mana kita ketahui gagasan ini
bagaimana mengirim tenaga tenaga pengajar ke pelosok Indonesia untuk mengabdi bertahun tahun.
Artinya kita bisa menarik konklusi dari rekam jejak dan gagasan, bahwa Anies memiliki kapasitas
In tegritas, Intelektual, tegas, mencintai tanah air dan sangat mencintai rakyat Indonesia.

Memilih Prabowo Subianto karena alasannya tegas dan gemoy. Tegas yang mereka maksud ketika
Prabowo dalam berbicara, bagi saya ketegasan tidak cukup hanya berbicara, melainkan pada
implementasi, kemudian mereka mengatakan juga gemoy, gemoy yang dimaknai ial ah lucu. Bagi saya
ini pemilihan Pemimpin bangsa, bukan buat lelulucon ini harus di seriusi. Saya tidak menemukan
kesimpulan yang gamblang tentang ukuran memilih Prabowo oleh simpatisannya.

Pilpres ialah penentu orientasi bangsa Indonesia kedepan. Untuk itu, Seorang sosiolog Muslim berkebangsaan Tunisia, yakni Abdurahman Bin Khaldun atau familiar disapa Ibnu Khaldun. Pernah membaca runtuhnya suatu peradaban tidak lebih dari 100 tahun, dengan berbagai indikator. Pertama turunnya moralitas kepemimpinan, Kedua terjadi penindasan dimana mana dan Ketiga terjadi ketidakadilan ekonomi.

Inilah serangkaian syarat kemunduran suatu Peradaban. Dan bila disematkan ke Indonesia, maka Indonesia telah memasuk i usia usia tersebut serta perlu langkah langkah ikhtiar demi tegaknya negara yang kita cintai. Maka saya menilai Anies lah yang layak secara rekam jejak dan gagasan dalam membawah Indonesia yang lebih baik. Kita bisa berdiskusi bila ada yang tidak sepakat , yang tidak sepakat silahkan menulis.

Artikel ini telah dibaca 18 kali

Baca Lainnya

Mengenal Ishak Naser: Perjalanan Inspiratif dari Seorang Narasumber Menjadi Teman dan Mentor

15 Juni 2024 - 07:46 WIB

PEMUDA HARUS MENGAMBIL BAGIAN MENGISI PEMBANGUNAN 

18 Mei 2023 - 14:08 WIB

Keinginan Jokowi Cukup Dua Capres, Sangat Tidak Demokratis

12 Mei 2023 - 07:53 WIB

Adaptasi Politik Identitas 2024

7 April 2023 - 15:27 WIB

How Collection Made Me A Better Salesperson Than You

26 Agustus 2021 - 22:18 WIB

Don’t Just Sit There! Start Getting More Collection

26 Agustus 2021 - 22:15 WIB

Trending di Cerpen