Menu

Mode Gelap
Setelah PDI-P dan Gerindra, Ishak Naser Mendaftar di PKB JUBIR AMIN : Optimis Meraih 55% Suara di Maluku Utara STQ 2023, Haltim Ditunjuk Sebagai Tuan Rumah How To Handle Every Movie Challenge With Ease Using These Tips The Most Influential People in the Green House Industry and Their Celebrity Dopplegangers

Cerpen · 23 Jan 2024 11:21 WIB ·

“Kenali Anies Rasyid Baswedan melalui rekam jejak dan gagasannya”


 Muhajir Rasyid, Jubir AMIN TPD Malut Perbesar

Muhajir Rasyid, Jubir AMIN TPD Malut

Oleh : Muhajir Rasyid

Anies Baswedan lahir di Kuningan, Jawa Barat, 7 mei 1969. Sedari kecil kepemimpinan Anies sudah terlihat. Putra pasangan Rasyid Baswedan (Mantan wakil Rektor Universitas Islam Indonesia) dan Aliyah Rasyid (Guru besar Universitas Negeri Yogyakarta) ini pada tahun 1983 terpilih sebagai ketua panitia tutup tahun SMP Negeri 5 Yogyakarta.

 

Selulus dari SMP Negeri 5 Yogyakarta, Anies melanjutkan pendidikannya ke SMA 2 Yogyakarta, pada tahun 1985, dia terpilih sebagai Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) di sekolahnya. Selain itu, Anies juga terpilih sebagai Ketua OSIS se-Indonesia setelah mengikuti pelatihan kepemimpinan bersama 300 Ketua OSIS se-Indonesia, selama menempuh pendidikan atas ini, Anies sempat terpilih untuk mengikuti program pertukaran pelajar siswa Indonesia-Amerika yang diselenggarakan AFS.

 

Sepulang dari AS Anies berkarya di Televisi Republik Indonesia (TVRI) Yogyakarta sebagai salah satu pewawancara tetap membawakan acara bertajuk “Tanah Merdeka”. Anies kemudian melanjutkan studinya ke Universitas Gajah Mada (UGM) di Fakultas ekonomi pada tahun 1989. Tiga tahun kemudian Anies terpilih menjadi Ketua Senat UGM. Saat masih menjadi mahasiswa UGM.

 

Pada tahun 1996, Anies menikahi Fery Farhati Ganis. Pasangan ini dikaruniai empat orang anak. Selulus kuliah Magister, Anies meraih beasiswa program doktoral di Northern Illinois university. Ia menulis desertasi berjudul “Otonomi Daerah dan polah Demokrasi di Indonesia”. Beasiswa ini diberikan kepada mahasiswa Illinois university yang punya prestasi dan integritas dalam pengembangan ilmu politik.

 

Setibanya di tanah air pada tahun 2005,  Anies dipercaya menjabat sebagai direktur Riset the Indonesian Institute. Ini adalah sebuah organisasi yang berfokus pada riset dan analisis kebijakan publik. Kepeduliannya terhadap masalah desentralisasi dan otonomi Daerah membuatnya diserahi tugas sebagai penasehat nasional di Partnership For Governance Reform setahun kemudian. Anies banyak memberikan sumbangsih mengenai otonomi daerah kepada instansi terkait.

 

Pada tahun 2007, Anies menjadi Rektor termudah di Indonesia (38 tahun) saat terpilih sebagai Rektor Universitas Paramadina. Di kampus yang didirikan oleh Almarhum Prof. Dr. Nurcholish Madjid (Cak Nur) itu, dia menggagas Paramadina Felowship. Program ini merekrut anak-anak terbaik dari mana saja untuk berkuliah di Universitas Paramadina secara gratis. Anies juga menggagas pengajaran anti korupsi dengan membuat mata kuliah wajib anti korupsi.

 

Apa yang dilakukan Anies di Universitas Paramadina dan jejak akademisinya tampaknya, mendapat perhatian dunia Internasional. Pada tahun 2008 majalah internasional terkemuka Foreign policy memasukkannya ke dalam daftar 100 intelektual dunia. Dia merupakan satu-satunya figur dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar intelektual dunia tersebut. Dia merupakan satu-satunya figur dari Indonesia dan Asia Tenggara yang masuk dalam daftar 100 intelektual dunia tersebut.

 

Pada tahun 2010, Anies mendirikan Gerakan Indonesia Mengajar. Ide Gerakan Indonesia Mengajar lahir atas dasar perenungan Anies bagaimana caranya agar pendidikan dapat merata ke pelosok Indonesia. Menurut Anies, Pendidikan adalah kunci untuk meraih perubahan. Pendidikan adalah eskalator sosial ekonomi. Pendidikan adalah resep untuk mendapatkan janji kemerdekaan. Atas prakarsanya ini, pada tahun 2010 majalah Foresight memasukkan Anies kedalam daftar 20 orang penting dalam 20 tahun mendatang. Penghargaan ini adalah tentang prediksi 20 orang yang akan mengubah dunia dalam 20 tahun yang akan datang.

 

Masih pada tahun yang sama 2010, Anies ditunjuk menjadi tim 8 bentukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tim ini dibentuk atas kasus dugaan kriminalisasi atas dua pimpinan KPK, atau familiar sebutan perseturuan antara cicak versus buaya. Atas itulah, Royal Islamic Strategic Centre, Yordania memasukkan Anies sebagai 500 Muslim berpengaruh di dunia.

 

Tahun 2014-2016, Anies Rasyid Baswedan menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan. Prestasi Anies, sebagai Menteri Pendidikan dan kebudayaan ialah Pelaksanaan Kartu Indonesia Pinter (KIP) mengimplementasikan KIP yang memberikan akses lebih baik terhadap pendidikan bagi siswa-siswa dari keluarga kurang mampu secara finansial, mendukung kesetaraan dalam pendidikan. Prestasi selanjutnya Pengiriman Guru Garis Depan (GGD) ke daerah terdepan, terluar, dan terpencil. Langkah strategis dalam mendistribusikan sumber daya pendidikan ke daerah-daerah yang membutuhkan guru-guru berkualitas, memberikan akses yang lebih merata terhadap pendidikan berkualitas.

 

Pada tahun 2017-2022, Anies Rasyid Baswedan menjadi Gubernur DKI Jakarta. Banyak prestasi yang ditunaikan oleh Anies semasa menjabat, diantaranya, Jakarta Internasional Stadium (JIS), Revitalisasi kota tua Batavia, Sumur resapan, Formula E, JPO Pinisi di jalan jenderal Sudirman, Aplikasi Jakarta Kini (JAKI), Jaklingko, Pelebaran Trotoar, Program Rumah DP Rp 0, Kampung susun Akuarium, literasi Jakarta, dan masih banyak prestasi yang jarang dipublikasikan. Inilah sederetan prestasi Anies Baswedan ketika menjabat sebagai Gubernur DKI JAKARTA.

 

Inilah sederetan rekam jejak Anies Rasyid Baswedan dan gagasannya. Maka menurut hemat saya, ukuran untuk memilih pemimpin ialah rekam jejak dan gagasannya. Saya berbicara sebagai kaum muda, bahwa kaum mudah tidak boleh hanya menjadi penonton dalam kontestasi politik. Namun kaum muda harus mengambil peran dalam menentukan pemimpin masa depan (Man of Future). Kaum muda harus tampil sebagai garda terdepan, memberikan gagasan-gagasan visioner atas kemaslahatan umat dan bangsa. Sebab Indonesia masa depan adalah masanya kaum muda dalam bagaimana membawah arah bangsa ini. Namun, kita dapat mengambil pelajaran dari sederetan rekam jejak dan gagasannya sebagai pangkal kiprah untuk Indonesia hari ini dan kedepan.

Artikel ini telah dibaca 86 kali

Baca Lainnya

Indikator memilih Capres dan Quo Vadis Indonesia

7 Februari 2024 - 21:34 WIB

PEMUDA HARUS MENGAMBIL BAGIAN MENGISI PEMBANGUNAN 

18 Mei 2023 - 14:08 WIB

Keinginan Jokowi Cukup Dua Capres, Sangat Tidak Demokratis

12 Mei 2023 - 07:53 WIB

Adaptasi Politik Identitas 2024

7 April 2023 - 15:27 WIB

How Collection Made Me A Better Salesperson Than You

26 Agustus 2021 - 22:18 WIB

Don’t Just Sit There! Start Getting More Collection

26 Agustus 2021 - 22:15 WIB

Trending di Cerpen